October 14, 2024

Pecundang!

Membiasakan berkata yang sopan, biar orang lain bisa menghargai. Kebiasaan terus menggoreng duniawi yang penuh dengan godaan ini sudah tidak bisa ditinggalkan, tapi masih untung masih bisa diminimalisir. Semua kata memiliki arti disegala sisi apapun, dikatakan jelek jika orang yang memakainya-pun menganggapnya jelek, artinya edukasi ucapkan kita sangat berarti besar bagi karakter diri kita, maka dari itu belajarlah dari hal yang baik, sebelum kepada hal yang lebih baik. Pecundang, bisa diartikan baik, bisa jelek,kembali pada orang yang faham dengan makna yang sebenarnya. Kalau dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, mempunyai arti:

1)pecundang [pe·cun·dang] Arti: orang yang menghasut 2)cundang, pecundang [pe·cun·dang] Arti: orang yang menipu;
Kata yang kurang enak didengar ditelinga banyak orang, apalagi dikalangan milenial, 
pada dasarnya enak didengar atau tidak! sebenarnya tinggal orang yang mengartikannya, kalau dikatakan pada anak Jaksel yah, pasti tidak akan mengurangi ‘kewibawaanya’ toh sudah menjadi bahasa hitsnya. Tapi, kalau dikatakan pada fase orang yang ‘terlalu serius memaknai kata’ pastinya diartikan yang lumayan jelek. Artinya berpintar – pintarlah mengolah pembicaraan pada fase ruang lingkup. Kehidupan memang tidak selalu dikaitkan dengan tata krama atau sikap individual.Tapi, kalau dalam ranah kemaslahatan, kerahaman, dan kecocokan pada subjeknya, yang pasti harus bisa memilih dan memilah mana yang lebih pantas untuk diucapkan.
“Pecundang lu, ngelakuin begitu aja enggak bisa, apalagi ngelakuin yang lebih berat lagi.” celetuknya . Susah memang jadi orang ‘ingin benar’. Solusinya cukup cuekin saja lah, atau enggak , anggap semua omongan seperti itu bagaikan ucapan mantan yang sudah tidak berarti dan tak berharga lagi, heheh itu yang bagi orang sudah pernah pacar, kalau belum yahh derita lu. Seakan – akan kata yang untuk merendahkan derajat se-orang untuk mencapai kebahagiaan. Kalau dilihat arti dari KBBI sendiri diatas sudah jelas makna dan arah tujuannya kemana.
Untuk masalah pecundang, apalagi konteksnya ditahan-tahun politik seperti ini, sudah tidak diragukan lagi, cebong maupun kampret ada dimana-mana. Jangan, terlalu serius menanggapinya, memahami ataupun terjun terlalu dalam ke dunia politik, cukup kuliah saja dulu, yang masih dalam jenjang pendidikan, yang kerja ya tetap fokus pada mencari uang, biar bisa menghidupi diri sendiri yang lagi sendiri. Masalah pilihan ditanggal 17 nanti, sudahlah cukup dirimu saja yang tahu, jangan bilang – bilang ke orang lain apalagi, pacar. Cukup disimpan pada hati yang paling dalam saja, eeeeeaaaaakkk paling dalam.
Mengutip apa yang dikatakan Socrates “Ketika kalah dalam debat, fitnah menjadi alat 
bagi pecundang.” Sudah kelihatan bukan! maknanya sekarang, apalagi yang kemarin habis nonton debat capres – cawapres didebat pertama maupun ke dua. Dalam konteks ini, tidak boleh terlalu terprovokasi dalam arti terus menerus , seakan – akan yang memfitanah diartikan yang ‘pecundang’. Oleh karena itu, “menempatkan kata pada tempatnya, sangatlah penting, berlatihlah menjadi orang yang sukses mengartikan  kata walau sekecil apapun. Sebeb Sukses berada di balik klise kehidupan yang sering hanya bertengger sejengkel di luar zona nyaman kita.