March 19, 2024

Kedukaan yang Tereksistensi

Betapa semrawutnya pengumpulan bantuan-bantuan tersebut, semua mengatasnamakan kemanusiaan

Dalam beberapa waktu belakangan ini, negeri kita sedang banyak diberi cobaan dan kedukaan. Kejadian bencana alam dari peristiwa gempa, banjir bandang, dan erupsi gunung berapi.

Tapi dari banyak peristiwa itu, malah eksistensi individual yang tampak di beberapa pemberitaan. Baik itu di media-media nasional maupun media sosial. Banyak individu seperti para selebriti, influenceser, Youtubers apalagi para politikus yang saat ini mau tampil di permukaan berita terupdate di negeri.

Pendapat saya secara pribadi, banyak yang saya saksikan di media-media itu eksistensi peranan organisasi yang memang seharusnya sudah menjadi tugas bahkan hal itu memang jobdesk mereka saat memilih masuk dalam ruang lingkup departemen atau banom ketika terdapat kejadian bencana alam.

Betapa semrawutnya pengumpulan bantuan-bantuan tersebut, semua mengatasnamakan kemanusiaan. Kalau para pengumpul bantuan-bantuan yang tergerak saat ini, saya tanya secara pribadi;

“………kemana rasa kemanusiaan kalian saat ada anak jalanan yang terjebak dalam kerasnya dunia jalanan? Dimana rasa kemanusiaan kalian ketika ada kawan sependidikan/seperkuliahan yang sepantasnya kalian bantu keadaannya dalam pemenuhan kewajiban dari kampus? Dan dimana rasa kemanusiaan itu ketika ada tetangga kalian yang sampai mengemis ketika ada kesulitan untuk hanya memenuhi kebutuhan pangan mereka? Kemana?………”

.
.
.
.
Oleh: Fathur R Chaulah