April 25, 2024

Kemnaker: Bersaing dan Sukses di Dunia Kerja pada Era Revolusi Industri 4.0

literaturcorner.com – Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker) menyelenggarakan program kunjungan ke kampus-kampus. Program tersebut diberi nama Kemnaker Goes to Campus. Kesempatan pertama Kemnaker diberikan kepada Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) kampus pertama yang didatangi oleh Kemnaker.

Dalam acara Kemnaker Goes to Campus, Rektor UNUSIA, Prof Ir. H. M Maksum Machfoedz, M.Sc menyampaikan bahwa hari ini, kita sadari sudah masuk di era 4.0, Intelligence Quotient (IQ) itu penting tapi tidak terlalu penting, predikat kelulusan Cumlaude itu penting tapi tidak terlalu penting. Kehebatan kampus itu penting tapi juga tidak terlalu penting, yang lebih penting dan nomer satu adalah integritas.

Kalau kita berbicara integritas, sejak awal kita sudah mempelajari dari aswaja, di sana kita ditanamkan pelajaran kejujuran. Yang kedua, kapasitas inovatif melalui kolaborasi connection. Yang ketiga adalah inspirising, seberapa jauh para alumni bisa bekerja, dalam membentuk pemberdayaan masyarakat untuk memajukan Indonesia yang semakin kokoh dan kuat.

“Ketika lulus kita bingung, maka dari itu kalian sudah mulai mempersiapkan diri untuk  berkhidmat pada bidang kewirausahaan. Hari ini tidak bisa tidak semua mahasiswa tidak masuk pada digital di Era 4.0, semuanyaa pasti akan menikmatinya, yang diwarnai kemajuan teknologi dan informasi yang sangat meloncat. Maka dari itu kita semua harus membuka otak dalam menghadapi dunia baru ini,” ucap Prof Maksum.

Acara yang diselenggarakan di kampus B Parung Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia juga turut hadir Menteri Ketenagakerjaan Dra. Hj. Ida Fauziyah, M. Si, Rektor UNUSIA beserta civitas akademika, Drs.Aris Wahyudi M. Si. (Plt. Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja – Kemnaker RI), Prianto Indra (Ketua Umum IDEPRENEURS), Devinda Gita Desiani (Founder Klei&Clay), Yuricho Billy (Bersama Coop).

Keynote Speech Kemnaker oleh Dra. Hj. Ida Fauziyah, M. Si, memaparkan mengenai “bersaing dan sukses di dunia kerja revolusi Industri 4.0”

“Kemiskinan, ketimpangan sosial dan pengangguran, allhamdulilah 5 tahun terakhir bisa diturunkan. Angka kemiskinan menurun menjadi 9,22% salah satu penyabab kemiskinan yakni: kemiskinan, ketimpangan skill, dan ketimpangan ketrampilan. Karena itulah pemerintahan sekarang berusaha pembangunan SDM menjadi prioritas utama. Sebab tujuan Indonesia memiliki SDM yang terampil dan berkualitas,” kata Ida Fauziyah saat membuka acara Kemnaker Goes To Campus di Auditorium Unusia Parung, Kamis (13/2).

“Saya kira tugas pemerintah untuk mencerdaskan bangsa negara ini, sudah diambil peran oleh Nahdlatul Ulama untuk menjadi bagian penting dalam membangun SDM saat ini,” tandas Ibu Menteri yang merupakan pendiri dan Ketua Kaukus Perempuan Parlemen.

Dalam kurun waktu 5-10 tahun, ada 34 universitas NU, 48.000 lembaga pendidikan Ma’arif PBNU dan 23.000 Rabithah Ma’ahid Islamiyah NU.

Selanjutnya, sesuai dengan acara ini di era revolusi saat ini, tidak masalah siapa yang menjadi pintar. Tapi, pendidikan dan ketrampilan adalah menjadi kunci utama. Yang cepat akan mengalahkan yang lambat .

Untuk menghadapi era digital saat ini kita bersaing dengan mesin, di dunia teknologi informasi, bisnis-bisnis baru bermunculan mengalahkan pemain-pemain lama. Kemenangan tidak mutlak diambil oleh pemilik modal, maka dari itu jangan khawatir.

Ida Fauziah yang juga menjabat Ketua Umum Pengurus Pusat Fatayat NU, memberi motivasi bahwa Mahasiswa beranilah bersaing, dengan modal ketrampilan dan inovasi. Pekerjaan boleh tidak jelas, tapi penghasilan harus lebih besar.

“Era Industri, menunjukan perubahan teknologi, ratusan pekerjaan akan muncul, tapi juga akan muncul pekerjaan baru,” terangnya.

Kemnaker akan meluncurkan 2.000 BLK komunitas, 1.500 paket peningkatan mutu LPK, 417 paket sarana/prasarana, 37.840 orang padat karya, 5.000 orang TTC, 800 TKS, dan 8.000 orang TKM.

Itu semua program terbuka untuk kalian semua, silahkan memanfaatkan fasilatas-fasilitas yang ada, siapa cepat dia yang dapat.

Optimislah memandang masa depan, ada di tangan kalian semua, kesempatan itu dilebarkan selebar mungkin. Dengan begitu Indonesia mampu menjadi 4 negara terbesar di dunia

Semoga ini semua, membawa berkah. “Seluruh amanat itu harus ditasarufkan untuk kemaslahatan umat,” pesannya.

(Baca Juga : Bedah Buku & Temu Penulis)