March 29, 2024

Bagiku, yang Penting Kau Bahagia

literaturcorner.com – Aku bersyukur, hingga kini belum memiliki perasaan dendam kepada sesiapapun. Belum pernah berhati-hati terhadap orang lain, laiknya musuh yang harus dihindari. Bahkan belum pernah merasakan sakit hati sampai patah yang amat payah, sebab seseorang.

Sebab aku berpikir bahwa hati harus diserahkan kepada sang Maha Pemilik Hati, secara utuh. Mungkin persoalan study aku termasuk berprestasi, tapi berbicara tentang hati aku memilih berdiam diri.

Karena tugasku hanyalah menjadi hamba yang baik, yang menjaga silaturahim dengan lain-lain manusia. Tentang persahabatan, persaudaraan, apalagi tentang cinta bahwa ini hambamu yang paling cuek perihal perasaan, meski sebenarnya peka.

Ditinggalkan, dikhianati, diperlakukan iri dan berbagai perlakukan sadis itu pernah aku alami. Dan aku baik-baik saja. Karena bagiku, bila terlalu memikirkan hal-hal receh demikian mudah menimbulkan penyakit hati.

Terimakasih kepada orang-orang yang pernah baik kepadaku, yang pernah memberikan pengalaman rasa nyaman. Semoga rahmat dan nikmat dari Tuhan senantiasa terlimpah untuk sekalian.

Bahagiaku sederhana, yang terpenting kau bahagia. Asal tidak di atas penderitaan orang lain. Itu adalah prinsipku dalam menanggapi perasaan, dengan dan tentang siapapun. Sederhana saja, bukan?

Menyenangkan bukan, bila menyaksikan orang-orang yang kita cintai bahagia? Karena sejatinya kebahagiaan itu memberi, bukan sebaliknya; meminta.

Ada bahagia yang ingin kuberikan padamu, dan ada cerita yang harus kubagi denganmu.

.

.

Oleh: Rofiqul Hidayat (Mahasiswa UNUSIA)